Jumat, 09 Maret 2012

Metode Gramatika-Terjemah



(طريقة القواعد وطريقة الترجمة )
Berbicara tentang b.arab tentu kita tahu yang bahwa Sebagai salah satu rumpun bahasa,bahasa Arab memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa lain.Perbedaan karakter tersebut tentu saja melahirkan metode-metode yang banyak dalam pengajarannya.      
Diantara karakteristik bahasa Arab adalah sebagai berikut :
1)      Memiliki kosa kata (mufradat) yang sangat banyak disamping adanya kata-kata yang sinonim (mutaradif)
2)      Memiliki sistem gramatika
3)      Bahasa Arab mengharuskan pemahaman terlebih dahulu sebelum membacanya (terkait dengan kemahiran membaca). Dengan kalimat lain “seseorang harus lebih dahulu mengetahui konteks sebelum membaca teks”.
Asal usul metode grametika-tarjammah kita dapat merujuk ke sejarah abad pertengahan (abad ke-15) ketika banyak sekolah dan universitas di Eropa mengharuskan siswanya mempelajari bahasa Latin guna mempelajari teks-teks klasik.Namun nama metode ini baru dikenal pada abad ke-19.Metode ini juga banyak digunakan untuk pengajaran bahasa Arab,baik di negara-negara Arab sendiri maupun di negara-negara Islam termasuk Indonesia.
Pada dasarnya metode gramatika-terjemah merupakan metode yang menekankan pada pemahaman tata bahasa untuk mencapai ketrampilan membaca,menulis dan menerjemah.Metode gramatika-terjemah ini merupakan kombinasi metode gramatika dan metode terjemah (Sumardi, 1975 : 37) yakni yang memulai cara pengajaran dengan menghafal aturan-aturan tata bahasa kemudian menyusun daftar kata dan menerjemahkan kalimat demi kalimat yang terdapat dalam wacana atau bahan bacaan .
Di antara ciri-ciri khas metode ini adalah (1).Perhatian yang mendalam pada ketrampilan membaca, menulis dan menerjemah,kurang memperhatiakan aspek menyimak dan berbicara.(2).Menggunakan bahasa Ibu sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar, (3).Memperhatikan hukum-hukum nahwu,(4).Basis pembelajarannya adalah penghafalan kaidah tata bahasa dan kosa kata, kemudian penerjemahan secara harfiah dari bahasa target ke bahasa pelajar dan sebaliknya,dan (5).Peran pendidik dalam proses belajar mengajar lebih aktif daripada peserta didik yang senantiasa menerima materi secara pasif.
Metode ini sering menerima kritik karena tidak memperdalam bahasa sebagai sebuah ketrampilan,karena ia melalaikan ketrampilan bicara dan menyimak. Namun ia tetap bernilai sebagai metode,tergantung pada penekanan dari tujuan pembelajarannya sendiri.Di antara kelebihan dari metode ini adalah ia dapat memperkuat kemampuan para peserta didik dalam mengingat,sehingga mereka dapat menguasai dalam arti hafal di luar kepala kaidah-kaidah tata bahasa, karakteristiknya,serta isi detail bahan bacaan yang dipelajarinya.Di samping itu tentu saja metode ini dapat dilaksanakan dalam kelas besar dan tidak menuntut interaksi aktif dari peserta didik (Radliyah Zaenuddin, 2005 : 37-38).
Dengan demikian dapat disebutkan bahwa metode ini mempunyai beberapa karakteristik antara lain
1) Mempelajari bahasa asing bertujuan agar seseorang mampu membaca buku atau naskah dalam bahasa arab.
2) Materi pelajaran terdiri atas buku tata bahasa, kamus dan teks bacaan.
3) Tata bahasa disajikan secara detail,yakni dimulai dengan penyajian kaidah diikuti dengan contoh-contoh.
4) Kosa kata diajarkan dalam bentuk kamus dwibahasa,atau daftar kosa kata beserta terjemahannya.
5) Proses pembelajarannya sangat menekankan penghafalan kaidah bahasa dan kosa kata,kemudian penerjemahan harfiah dari bahasa sasaran ke bahasa siswa atau sebaliknya.
6) Bahasa ibu digunakan sebagai bahasa pengantar.
7) Peran guru sangat aktif sebagai penyaji materi,sementara siswa berperan pasif sebagai penerima materi.

Di antara kelebihan metode ini adalah:
1) Siswa menguasai dalam arti menghafal di luar kepala kaidah atau tata bahasa dari bahasa yang dipelajarinya.
2) Siswa memahami bahan bacaan yang dipelajarinya secara mendetail dan mampu menerjemahkannya.
3) Metode ini memperkuat kemampuan siswa dalam mengingat dan menghafal.
4)  Metode ini bisa diterapkan dalam kelas besar dan tidak menuntut kemampuan guru yang ideal.
Sedangkan kelemahan metode ini antara lain :
1) Metode ini lebih banyak mengajarkan tentang bahasa bukan mengajarkan kemahiran berbahasa.
2).Metode ini hanya menekankan kemahiran membaca dan menerjemah,sedangkan kemahiran bahasa yang lain diabaikan.
3) Siswa hanya mengenal satu ragam bahasa sasaran,yaitu ragam bahasa tulis klasik,sedangkan ragam bahasa tulis modern dan bahasa percakapan tidak diketahui.
4)  Disebabkan otak siswa dipenuhi dengan qawa'id,maka tidak tersisa lagi tempat untuk ekspresi dan kreasi bahasa.
Meskipun terdapat beberapa kelemahan mendasar yang ada didalamnya, metode ini dianggap masih cocok digunakan terutama bagi pelajar tingkat lanjutan yang telah memiliki bekal yang cukup dari tingkat sebelumnya (dasar dan menengah).
Alternatif pengembangan metode gramatika-tarjamah
Kemungkinan penggabungan metode gramatika-terjemah dengan metode lain menjadi suatu hal yang mungkin dilaksanakan.Hal ini karena dalam pembelajaran bahasa Arab para pengajar tidak mesti berpegang teguh pada satu metode,tetapi mereka lebih memilih metode yang relevan yang sesuai dengan sifat materi yang diajarkan.Metode yang dapat digunakan sebagai pelengkap dari metode gramatika-terjemah  adalah  metode  langsung  (طريقة المباشر).
Pemilihan metode langsung (طريقة المباشر) sebagai pelengkap atau secara bergantian sebagai metode pokok dilihat dari orientasi pengajarannya_ didasarkan pertimbangan kelemahan metode gramatika-terjemah yang terlalu mengabaikan sisi ketrampilan yang salah satunya dapat dipenuhi oleh metode langsung.Dengan demikian seorang pengajar masih dapat mempertimbangkan penggunaan metode gramatika-terjemah yang divariasikan dengan metode langsung.Dalam hai ini ada beberapa alasan dimungkinkannya penggunaan metode gramatika-terjemah.Alasan tersebut sebagai berikut
(1) Input mahasiswa yang beraneka ragam menyulitkan penentuan metode                                                                                                      pengajarannya.
(2).Pemaduan metode gramatika-terjemah dengan metode langsung akan menutupi kelemahan metode gramatika-terjemah dalam pemenuhan                 4 kemahiran berbahasa.
Kedua argumen di atas dapat dijadikan penguat dalam pemilihan metode gramatika-terjemah yang divariasikan bersama metode langsung dengan catatan pengajaran di tingkat lanjutan tetap memperhatikan orientasi yang dituju.







Penutup
Bahasa Arab adalah bahasa quran.Bahasa Arab mempunyai keistimewaan tersendiri dari bahasa lain.Mempelajari bahasa arab peserta didik membutuhkan ketekunan dan kesabaran dalam  menghafal,Baik menghafal qawaid-qawaid atau menghafal mufradat dengan artinya.
Tanpa qawaid-qawaid bahasa arab tidak akan sempurna.Begitu pula menterjemahkan bahasa arab harus berdasarkan qawaid-qawaid.
Dengan menguasai qawaid-qawaid bahasa arab dan dapat menerjemahkan dalam  bahasa ibu peserta didik,Maka peserta didik akan mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih ,Terutama ilmu pengetahuan tentang islam.

1 komentar:

  1. terimakasih atas tulisannya karana dapat membantu tugasmakalah kami :
    (atnawimahasiswaIAII sukorejo)

    BalasHapus